Selasa, 08 Mei 2012

PELATIHAN LIFE SKILL (OTOMOTIF) BAGI SANTRI DI MADIUN

Kab. Madiun Jatim (Humas)—Bertempat di Auditorium Pondok Pesantren Al-Huda Tempursari Sambirejo Kec. Geger Kab. Madiun, pada hari Sabtu (5/5) sejumlah 30 santri di Kabupaten dan Kota Madiun mengikuti Pelatihan Ketrampilan Otomotif. Acara ini dihadiri oleh Pengasuh Pondok Pesantren Al-Huda dan pejabat struktural dilingkup Kantor Kementerian Agama Kabupaten dan Kota Madiun antara lain Kepala Subbag TU dan Kasi PK Pontren. Sedangkan dari Kantor Wilayah Kementerian Agama Prov. Jatim dihadiri oleh Kepala Seksi Pendidikan Salafiyah pada Bidang PK Pontren Drs. Ali mansur, M.Pd. dan juga salah satu nara Sumber yakni DR. Bambang Triono. K. Moh. Tohari Sholeh dalam laporan panitia berharap semoga selama mengikuti pelatihan peserta dalam keadaan sehat, krasan dan dapat mengikuti pelatihan sampai hari terakhir, yang direncanakan berlangsung selama 5 hari.
Dalam sambutan atas nama Kepala Bidang PK Pontren Ali Mansur menyampaikan bahwa tujuan diadakannya acara pelatihan Otomotif ini adalah untuk memberikan bekal Life Skill (ketrampilan) kepada para santri agar kelak ketika sudah kembali ke masyarakat dapat mengembangkan ilmu keagamaannya sekaligus memiliki ketrampilan dan jiwa interpreneurship (kewirausahaan). Karena yang menjadi trade mark saat ini memang life skill sehingga pemerintah memberikan kebijakan dan ruang kepada Pondok Pesantren dan para santri untuk terus mengembangkan kompetensi diri melalui program Dikterapan dan pelatihan-pelatihan ketrampilan yang sesuai dengan peluang dan kondisi daerah, tentu dengan ciri khas pesantren yakni ada “Kesungguhan & kesederhanaan” demikian penegasan Ali mansur penuh harap. Adapun sambutan Kepala Sub Bag TU Muh. Tafrikhan, S.Ag, M.Si atas nama Kepala Kantor Kementeran Agama Kab. Madiun menyampaikan bahwa sesungguhnya pemberian life skill dan pengetahuan Kewirausahaan kepada para santri merupakan ajaran agama yang di sampaikan sejak zaman nabi agar umatnya memiliki semangat etos kerja yang tinggi. Karena itu kepada para peserta diharapkan dapat mengikuti pelatihan ini dengan sungguh-sungguh sebab walaupun saat ini kelihatannya belum berguna tapi kelak ketika sudah terjun ke masyarakat, baru manfaatnya dapat dirasakan secara langsung, tegas Muh Tafrikhan. Dr. Bambang Triono selaku nara Sumber memberikan kenang-kenangan buku karyanya yang berjudul : Jangan Tinggalkan Generasi Yang Lemah, Inspiring Moslem Enterpreneur (IME) dan Wanita Tiang Negara, serta memberikan produk hasil penelitiannya. (Arf)

SOSIALISASI HASIL DIKLAT DAN RAKOR PENYULUH AGAMA ISLAM KAB. MADIUN



Rapat dan pembinaan Penyuluh Agama Islam kalau biasanya diadakan setiap hari senin di Kankemenag Kab. Madiun tapi kali ini (kamis,03/05) berbeda dari sebelumnya yakni dilaksanakan di luar kantor tepatnya rumah Ibu Masruroh Badiati, S.Pd.I (Kasi Penamas) di desa Pagotan Kec. Geger Kab. Madiun hal ini dilakukan guna penyegaran dalam nuansa rapat serta sebagai ajang silaturrahmi. Rapat kali ini dihadiri oleh ketua Pokjaluh Wilker Madiun serta seluruh penyuluh Agama Islam kab. Madiun.
Dalam pelaksanaan rapat dan pembinaan ini Kasi Penamas berharap semoga kedepan kegiatan ini bisa istiqomah dan mudawamah selain untuk meningkatkan profesionalisme Penyuluh kegiatan ini juga sebagai sarana bersilaturrahmi antar penyuluh. Kegiatan ini rencananya diteruskan dengan pertemuan anjangsana penyuluh setiap bulan sekali.
Selain itu dalam kesempatan ini pula ketua Pokjaluh Wilker Madiun yang juga seorang Penyuluh Agama Islam Kab. Madiun menyampaikan hasil mengikuti Diklat Teknis Penyuluh Agama Islam Tingkat Nasional yang diikutinya selama 10 hari di selenggarakan oleh Pusdiklat Jakarta tanggal 17-26/04 yang lalu. Diantara hasil yang di sampaikannya adalah 1). Untuk meningkatkan profesionalisme Penyuluh Agama maka perlu penguatan wadah profesi yakni penguatan kelembagaan Pokjaluh, 2). Perlu ditingkatkan pelaksanaan kegiatan dari unsure utama terutama unsure pengembangan profesi dan penulisan karya ilmiah, 3). Pejabat Kemenag Pusat sangat menaruh perhatian terhadap Penyuluh Agama Fungsional yang merupakan pasukan garda depan Kemenag, 4). Radikalisme aliran-aliran sempalan Islam menjadi salah satu tantangan penyuluh yang perlu diantisipasi.
Momen rapat dan silaturrahmi ini juga dipergunakan sebagai acara pelepasan salah satu staf Penamas yang beralih tugas sebagai Penghulu di KUA Kec. Kebonsari Kab. Madiun serta satu orang Penyuluh yang beralih tugas sebagai staf perencana di Kankemenag Kab. Madiu. (Arf)